PEKANBARU – Puluhan tahun berlalu, namun permasalahan drainase di Jalan Delima, Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Tampan, tak kunjung mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Pekanbaru. Akibatnya, warga RW 16 mengambil inisiatif untuk melakukan gotong royong memperbaiki drainase dan membersihkan sampah yang menyumbat saluran air.
Kegiatan gotong royong dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 11 Mei 2025, dan digagas langsung oleh Ketua RW 16, H. Tamril, S.Sos, M.Si. Dalam wirid rutin Jiran Setia, Tamril menyampaikan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menyikapi kondisi lingkungan yang selama ini luput dari perhatian.
“Kami sudah lelah menunggu. Proposal perbaikan sudah kami ajukan sejak masa Wali Kota H. Firdaus dan Wakil Wali Kota H. Ayat Cahyadi, namun sampai hari ini belum ada realisasinya,” ujar Tamril.
Warga RW 16 menilai, selama ini terjadi ketimpangan dalam penanganan infrastruktur di Kota Pekanbaru. Mereka menyoroti perbedaan perlakuan antara Jalan Delima dan Jalan Lobak. “Di Jalan Lobak, perbaikan selalu cepat, alat berat terus bekerja. Sementara Jalan Delima seperti tidak masuk radar,” ungkap Young, sapaan akrab Ketua RW 16 di lingkungan organisasi.
Ia berharap di bawah kepemimpinan Wali Kota H. Agung Nugroho, pemerintah lebih peka dan adil dalam menentukan skala prioritas pembangunan.
Permasalahan drainase sebenarnya menjadi kewenangan penuh pemerintah kota sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Ruang Milik Jalan, yang menyebutkan bahwa drainase merupakan bagian dari sistem jalan yang wajib dipelihara demi keselamatan dan kenyamanan warga.
Warga RW 16 berharap, Pemerintah Kota Pekanbaru dapat hadir dalam kegiatan gotong royong tersebut sebagai wujud komitmen dan kepedulian terhadap keluhan masyarakat yang selama ini belum terjawab. (rls)