Banyak Perkebunan Asing , Daripada Jadi Penonton Anak Riau Dipersiapkan Jadi Buruh Sawit dan Tenaga Terampil

Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:27:34 WIB
Ilustrasi

PEKANBARU — Sebanyak 28 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Riau yang memiliki jurusan bidang kelapa sawit membentuk wadah bersama bernama Forum Sekolah Kejuruan Bidang Kelapa Sawit (FSKBKS) Riau. Pembentukan forum ini berlangsung di SMK Pertanian Terpadu Provinsi Riau, Pekanbaru, Jumat (16/5/2025).

Forum ini bertujuan membangun kemitraan yang erat antara sekolah dengan para pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintah maupun industri kelapa sawit swasta di Provinsi Riau. FSKBKS hadir untuk menjawab tantangan link and match antara pendidikan vokasi dan kebutuhan dunia usaha.

Selain membangun jejaring, forum ini juga akan menyusun kurikulum yang terintegrasi dengan kebutuhan industri kelapa sawit, menyiapkan program pemagangan, serta memperjuangkan beasiswa dan pengadaan kebun sawit sebagai laboratorium praktik bagi siswa.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dr. Arden Simeru, S.Pd, M.Kom yang hadir mewakili Kepala Dinas Pendidikan Riau menyampaikan bahwa sektor kelapa sawit merupakan tumpuan besar ekonomi nasional, termasuk Riau.

"Indonesia memiliki 17 juta hektare kebun sawit, dan 20 persen di antaranya ada di Riau. Serapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 4,5 juta orang. Kami tidak ingin lulusan SMK hanya jadi penonton, mereka harus jadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Arden.

Menurutnya, forum seperti FSKBKS menjadi penghubung penting antara sekolah sebagai pencetak tenaga kerja dan industri kelapa sawit yang sangat besar kebutuhannya. "Di Riau saja ada 1,7 juta hektare kebun, 273 perusahaan, dan 146 pabrik kelapa sawit. Ini potensi luar biasa," ujarnya.

Dalam pemilihan pengurus forum, Elvita Herasanti, SIP, M.Pd, Kepala SMK Pertanian Terpadu, terpilih sebagai Ketua FSKBKS Riau. Sutikno, M.Pd, Kepala SMKN Pangkalan Lesung ditunjuk sebagai Sekretaris, dan posisi Bendahara diisi oleh Ririn Jauhairani, SH dari SMK Kelapa Sawit Arsya Ganeeta Indonesia.

Namun di balik peluang besar itu, Riau masih menyisakan persoalan struktural. Lebih dari separuh tutupan perkebunan sawit di Riau dikuasai oleh para pendatang dari luar provinsi bahkan perusahaan asing dari Malaysia dan Singapura. Hal ini menjadi tantangan tersendiri agar SDM lokal tidak hanya menjadi buruh, tetapi pelaku utama industri.

Dengan kehadiran FSKBKS Riau, diharapkan anak-anak Riau bisa mendapatkan pendidikan terarah dan langsung terserap ke dunia kerja, serta menjadi aktor penting dalam pengelolaan sumber daya di tanah sendiri. (*)

Halaman :

Terkini