Zulmasyah, Figur Progresif dan Visioner yang Diharapkan Pimpin PWI Pusat

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:37:12 WIB

Oleh Bunyana ST, Direktur Andalas Research Consulting (ARC)

Menjelang Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, nama Zulmansyah Sekedang mencuat sebagai figur yang dinilai nyaris ideal untuk memimpin organisasi wartawan tertua di Tanah Air. Lahir di Aceh Tenggara pada 30 Agustus 1970, lulusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Riau ini dikenal bukan hanya sebagai organisator ulung, tetapi juga pemimpin yang memahami denyut nadi pers, baik di daerah maupun di tingkat nasional.

Zulmansyah memimpin PWI Riau selama dua periode, 2017–2022 dan 2022–2027, sebelum akhirnya dipercaya menjadi Ketua Umum PWI Pusat periode 2023–2028. Ia terpilih secara aklamasi pada Kongres Luar Biasa di Jakarta, 18 Agustus 2024, setelah dua calon lainnya mengundurkan diri.

Pemimpin PWI yang diharapkan bukan sekadar berpengalaman, tetapi juga bersih dari cacat moral, sehat jasmani dan rohani, serta pernah memimpin redaksi dengan keberanian membela marwah organisasi. Koneksi dengan pemerintah pusat menjadi nilai tambah, namun bukan satu-satunya ukuran.

Dalam tradisi Islam, pemimpin ideal diukur pula dari ketakwaannya—setidaknya mampu menjadi makmum atau imam shalat Subuh berjamaah di masjid, sebagaimana ditekankan dalam berbagai dalil. Sementara bagi nonmuslim, tolok ukurnya adalah ketaatan beribadah di gereja serta sifat dermawan yang tercermin dalam kesediaan berkorban waktu dan harta demi kemaslahatan bersama.

PD/PRT PWI menetapkan syarat ketua umum: berstatus anggota biasa dengan kartu anggota sah, berpengalaman minimal lima tahun memimpin PWI provinsi atau pusat, tidak pernah diberhentikan karena pelanggaran kode etik, dan tidak sedang menjalani hukuman pidana. Zulmansyah memenuhi seluruh kriteria ini. Lebih dari itu, ia menegaskan komitmennya pada kebebasan pers, integritas organisasi, dan kesediaan menerima sanksi bila melanggar aturan internal.

Kiprahnya juga menunjukkan kepedulian terhadap kualitas jurnalisme. Ia hadir dalam peluncuran buku Mengeja Laut, karya 11 wartawan senior Bangka Belitung, yang dirangkai dengan diskusi Pilkada Damai dan Anti Hoaks. Kehadiran ini bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari upaya memperkuat kapasitas wartawan dan mendorong jurnalisme berkualitas di daerah.

Inilah yang menjadikan Zulmansyah relevan dengan semangat PWI progresif—sebuah visi organisasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi media, terbuka pada inovasi, dan konsisten memperjuangkan kebebasan pers yang bertanggung jawab. Progresif berarti bergerak maju tanpa kehilangan jati diri, memadukan pengalaman senior dengan energi pembaruan, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan pusat dan daerah.

Melihat rekam jejaknya, Zulmansyah Sekedang bukan hanya memahami organisasi pers, tetapi juga menghidupi nilai-nilai yang menjadi fondasinya. Perpaduan pengalaman, integritas, jejaring luas, dan pandangan visioner membuatnya layak disebut sebagai calon ideal untuk menakhodai PWI Pusat menuju arah yang lebih progresif.

Terkini