Diplomasi Ilmu dan Bumi: Jalan Strategis Mahasiswa Islam

Diplomasi Ilmu dan Bumi: Jalan Strategis Mahasiswa Islam

Oleh: Dimas Saputra

(Peserta Advanced Training BADKO HMI Sumatera Barat)

Indonesia hari ini berhadapan dengan dua agenda besar yang tak bisa dipisahkan: diplomasi pendidikan dan diplomasi lingkungan. Keduanya adalah kunci untuk menempatkan Indonesia lebih dihormati di panggung global.

Mahasiswa, khususnya melalui Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), punya peran strategis dalam agenda itu. Melalui internasionalisasi akademik—seperti pertukaran pelajar, riset lintas negara, hingga forum global—Indonesia dapat tampil bukan sekadar sebagai negara berkembang, tetapi juga sebagai penghasil gagasan.

Kader HMI bisa menjadi jembatan antara akademisi Indonesia dan komunitas global. Mereka membawa dua hal sekaligus: daya saing intelektual dan narasi Islam moderat ala Indonesia. Dengan begitu, mahasiswa hadir sebagai duta intelektual yang menunjukkan bahwa bangsa ini adalah bangsa pembelajar.

Selain itu, Indonesia memiliki modal diplomasi lingkungan yang sangat penting: ekosistem blue carbon. Mangrove dan laut kita menyimpan sekitar 17 persen cadangan blue carbon dunia. Potensi ini bisa menjadi kartu diplomasi strategis dalam menghadapi krisis iklim global.

Sayangnya, ancaman deforestasi, eksploitasi laut, dan emisi karbon tinggi kerap merusak legitimasi tersebut. Di sinilah peran mahasiswa, termasuk HMI, kembali dibutuhkan. Mereka bisa mengedukasi masyarakat, mengkritisi kebijakan yang eksploitatif, sekaligus mendorong pemerintah agar menjadikan blue carbon sebagai instrumen diplomasi.

Diplomasi pendidikan memberi legitimasi intelektual, sementara diplomasi lingkungan memberi legitimasi moral. Keduanya, jika dipadukan, akan memperkuat posisi Indonesia sebagai bangsa berpengetahuan sekaligus penjaga bumi.

Peran mahasiswa Islam hari ini tidak lagi sebatas mengasah kecerdasan pribadi. Lebih dari itu, mereka harus ikut mengangkat martabat bangsa. HMI harus mengambil posisi strategis sebagai duta ilmu pengetahuan sekaligus pejuang lingkungan.

Sebab di era global, diplomasi tidak hanya soal politik dan perundingan. Diplomasi juga tentang siapa yang mampu menawarkan gagasan, menjaga bumi, dan menghadirkan harapan bagi masa depan dunia. (*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index