HMI dan Tugas Besar Diplomasi Pendidikan

HMI dan Tugas Besar Diplomasi Pendidikan

Oleh: M. Iqbal Harmanthi (Aktivis HMI Badko Riau-Kepri)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak lama dikenal sebagai kawah candradimuka lahirnya intelektual muda bangsa. Sejak berdiri, HMI tak pernah lepas dari pergulatan zaman, baik politik, sosial, maupun pendidikan. Kini, di tengah arus globalisasi, ada satu ranah strategis yang perlu lebih serius digarap HMI: diplomasi pendidikan dan internasionalisasi akademik Indonesia.

Diplomasi pendidikan bukan lagi monopoli negara atau pemerintah. Dunia sudah berubah. Organisasi mahasiswa, termasuk HMI, justru bisa menjadi aktor non-negara yang berperan penting. 

Lewat forum akademik internasional, pertukaran pelajar, kolaborasi riset, hingga publikasi ilmiah, kader HMI bisa membawa nama baik Indonesia sekaligus menegaskan wajah Islam yang moderat dan inklusif.

Saat ini, pemerintah memang sudah menyiapkan instrumen seperti LPDP dan berbagai kerja sama antarnegara. Tapi jujur saja, tantangan masih besar. Infrastruktur pendidikan kita belum merata, kualitas riset masih tertinggal, partisipasi mahasiswa di level global juga rendah. 

Nah, di sinilah peran HMI terasa relevan. Melalui pelatihan bahasa asing, pembekalan beasiswa, atau forum ilmiah internasional, HMI bisa menyiapkan kader yang siap bersaing global.

Lebih jauh, keberadaan HMI Cabang Istimewa di luar negeri adalah aset besar. Para kader yang sedang studi tak sekadar berstatus mahasiswa, tapi juga bisa menjadi duta intelektual bangsa. 

Mereka bisa menjembatani komunikasi, membangun jejaring akademik, hingga memperkenalkan wajah Indonesia yang ramah, toleran, dan cerdas.

HMI pun tak boleh absen di ruang digital. Webinar lintas negara, publikasi bersama, diskusi daring internasional—semua bisa menjadi jalan diplomasi baru yang murah tapi berpengaruh. Dunia hari ini menuntut interaksi cepat dan terbuka.

Pada akhirnya, diplomasi pendidikan yang dilakukan HMI bukan sekadar soal nama baik organisasi. Lebih dari itu, ia menyangkut masa depan bangsa. HMI harus membuktikan bahwa kaderisasinya tak hanya melahirkan pemimpin nasional, tetapi juga pemimpin global.

Jika ini bisa diwujudkan, HMI akan benar-benar hadir bukan hanya untuk umat dan bangsa, tetapi juga untuk peradaban dunia. (*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index